Tuhan mengizinkan peristiwa ini terjadi sekitar awal bulan Maret
2012...
Pelajaran statistik adalah pelajaran yang
kebanyakan menghitung dan harus menggunakan kalkulator. Waktu itu aku sama
teman-teman sedang mengerjakan tugas kelompok. Karena hanya aku yang membawa
kalkulator, maka yang dipakai adalah punyaku. Saat udah selesai, tugas
dikumpul ke depan untuk dikoreksi dosen. Saat dikoreksi, ada beberapa bagian
yang salah, sehingga nilai kelompok kami gak sempurna. Biasanya kami mendapat
nilai 100, tapi saat ini dosen hanya memberi nilai 85 untuk pertama kalinya.
Ada perasaan kecewa dari aku dan teman-teman. Saat pekerjaan kami diperiksa
oleh dosen, dosen saat itu menggunakan kalkulatorku untuk membuktikan hasil
hitungan kami. Setelah selesai diberi nilai, aku dan teman-teman langsung
kembali ke tempat duduk dan merapikan barang-barang karena sudah saatnya
pulang. Waktu itu tinggal kelompokku dan satu kelompok lagi yang masih
tertinggal di kelas, yang lainnya sudah selesai dan mereka semua sudah di luar
kelas.
Saat keluar dari kampus, aku bersama 3
orang teman menuju ke satu tempat makan di dekat kampus. Hanya mereka
bertiga yang makan karena saat itu aku memang belum lapar. Ketika aku membuka
tas aku untuk mengecek barang-barang, aku tidak dapat menemukan kalkulatorku.
Aku bahkan sudah mengeluarkan semua barang-barang yang ada di tas, namun
kalkulator itu tetap tidak ada. Aku begitu panik, dan langsung BBM ketiga teman
kelompok aku untuk menanyakan apakah kalkulatorku tidak sengaja dibawa oleh
mereka. Dan ternyata tidak seorangpun dari mereka yang melihat kalkulator itu. Aku
berusaha mengingat-ingat kronologis saat pemeriksaan tugas kelompok di
kelas, dan akhirnya aku mengingat bahwa kalkulator aku terakhir dipakai oleh
dosen statistik. Saat selesai dikoreksi, aku lupa mengambil kalkulator itu dari
dia langsung beranjak keluar kelas. Teman-teman sekelompok juga mengatakan
hal yang sama kepadaku. Menurutku, kalkulator itu ada di tangan dosen saat
ini, atau mungkin dia meninggalkannya di meja dosen di kelas. Setelah makan, aku
bersama teman-teman aku kembali ke kelas yang tadi. Kelas itu sudah ada
mahasiswanya tapi untungnya belum ada dosen. Aku langsung bergegas ke meja
dosen dan tidak menemukan apapun di situ. Aku sempat bertanya ke orang-orang
yang saat itu berada di dalam kelas, namun mereka tidak melihat kalau ada
kalkulator yang ketinggalan di meja itu. Akhirnya aku dan teman-teman
memutuskan untuk pulang. Aku berusaha untuk berpikir positif, jika kalkulator
itu tidak sengaja dibawa oleh dosen aku, maka beliau pasti mengembalikan kepada
aku pada pertemuan berikutnya. Aku langsung menelpon mama aku dan menceritakan
tentang kalkulator aku yang hilang. Mamaku cuma bilang kalau memang barang
itu tidak dapat ditemukan lagi, beli saja yang baru. Namun, aku merasa sangat
tidak enak kepada mama aku karena harus meminta uang tambahan untuk membeli
kalkulator scientific baru yang harganya tidak semurah kalkulator biasa. Namun,
mamaku tetap akan mengerti jika aku harus membeli yang baru, karena aku
memang masih membutuhkan barang itu. Mamaaku juga tetap mengingatkan aku untuk
berdoa dan menyerahkan semua pada Tuhan, juga mengingatkan aku untuk lebih
berhati-hati menjaga barang-barang.
Sesampainya di kamar, aku haus dan ingin
mengambil botol minumanku dari dalam tas. Namun, aku gak dapat menemukan
barang itu juga. Aku mengeluarkan seluruh isi tas, namun botol itu tidak ada. Aku
bahkan sudah mencari di sudut-sudut kamar aku, siapa tahu aku tadi langsung
mengeluarkannya saat tiba di kamar dan menaruhnya di sembarang tempat. Namun, aku
tetap tidak menemukannya. Aku pun resmi kehilangan dua barang dalam satu hari.
Dan dua barang itu bukan barang yang terbilang murah. Kalian yang pernah
membeli botol merek Lock&Lock pasti tahu harga botol itu berapa, tidak
semurah botol minuman merek lainnya. Jujur, aku sangat merasa down.
Selama tinggal di Jakarta, aku belum pernah kehilangan barang sekecil apapun,
dan itu memuncak hari ini. Mungkin bagi orang lain, mudah untuk membelinya
lagi. Tapi bagi aku, terasa sangat berat untuk membelinya lagi. Aku sangat
tidak merasa enak kepada orang tua aku untuk meminta uang lagi untuk membeli
barang yang hilang karena kecerobohan aku. Aku sempat berpikir begini,
"Tuhan gak tau yah kalau keuangan aku sangat terbatas?" Tetapi, aku
cepat-cepat meredakan emosiku. Aku baru saja diintimidasi, aku
gak boleh menyalahkan Tuhan. Akhirnya aku berusaha untuk berpikir positif dan
meyakini bahwa saat Tuhan mengizinkan ini terjadi, Tuhan sendirilah yang akan
menyediakan jalan keluar buat aku. Aku langsung berdoa kepada Tuhan menyerakhan
semuanya. Aku memohon petunjuk Tuhan agar kedua barang tersebut yang hilang
bisa ditemukan kembali dengan jalan Tuhan.
Gak lama kemudian, temanku mengetuk
pintu kamarku. Aku pun membukanya. Dia mengabarkan kepada aku kalau nilai
mata kuliah Pengantar Manajemen dan Bisnis sudah dapat dilihat dari Binus Maya.
Nilai mata kuliah ini adalah yang paling aku tungggu, karena nilai itu
menjadi "kunci" bagi aku. Aku pun langsung mengakses Binus Maya. Aku
sangat terkejut saat melihat angka "85" pada kolom nilai akhir. Mood aku
langsung berubah 180 derajat. "Tuhan, benarkah ini? Serius nih Tuhan? Gak
percaya sama sekali. Aku pun membuka menu "IPS/IPK History", dan aku
melihat sebuah angka yang "sempurna" tertulis disitu (teman-teman
yang kuliah pasti tahu angkanya berapa).
THANK YOU JESUS!
I just can say that...
Mendapat hasil sempurna bukan berarti
setiap selesai ujian aku selalu tersenyum penuh kemenangan karena berhasil
menaklukkan setiap soal. Aku juga pernah sekali menangis selesai mengerjakan
UTS Matematika Bisnis karena ada 1 soal yang aku nggak bisa kerjakan sama
sekali, sementara teman-teman yang lain saling membanding-bandingkan jawaban
mereka selesai ujian. Sempat ada penyesalan juga dalam beberapa ujian karena
menjawab salah, dan sempat ada rasa takut mendapat nilai jelek karena nggak
tahu sama sekali jawabannya. Tapi semua itu nggak berarti apa-apa saat Tuhan
menunjukkan kebaikan-Nya kepada aku. Aku pun menyadari ternyata setiap
kesulitan yang Tuhan izinkan untuk aku lewati selama semester 1 adalah
proses-Nya untuk membawa aku pada hasil yang sangat baik dan memuaskan. Aku gak pernah berpikir nilaiku akan sebaik itu, karena aku merasa aku bukanlah
orang yang cerdas. Namun, kemurahan Tuhan melebihi segala-galanya. Apa yang
gak pernah dipikirkan manusia, itulah yang Tuhan siapkan.
"S'lalu ada pengharapan bagi mereka
yang menantikan Tuhan
S'lalu ada jalan keluar bagi mereka yang
mengandalkan Tuhan
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
Tuk datangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia"
(Allah Turut Bekerja)
Keesokan harinya, aku
bersama dua orang teman pergi ke tempat makan dimana botol minumanku
ketinggalan. Dan puji Tuhan, botol itu masih ada disana dan pemilik tempat
makan itu mengembalikannya kepada aku. Untuk masalah kalkulator itu, aku masih
harus menunggu minggu depan untuk bertanya pada dosennya.
Pelajaran terakhir hari itu adalah Lab
Statistik. Setelah selesai Lab Statistik, aku membereskan barang-barang aku di
depan locker. Tiba-tiba ada teman sekelasku yang berkata begini, "Siapa
yang kemarin ketinggalan kalkulator pas pelajaran statistik? Ini kalkulatornya,
dikasih dosennya ke aku". Aku langsung menoleh pada sumber suara itu. Aku
melihat dia menggenggam sebuah kalkulator yang persis dengan punyaku. Aku
lalu menuju ke dia dan berkata bahwa itu milik aku. Dan tidak salah lagi, itu
memang kalkulator milikku. Thank God! Barang-barang aku yang hilang semua sudah
ditemukan dalam kondisi yang masih baik. Aku gak perlu keluar uang untuk
membeli lagi barang-barang tersebut, hehe :D
Aku yakin ini adalah "skenario"
yang Tuhan rancang untuk aku. God is the best director ever! Gak ada sutradara
lain yang bisa membuat skenario seindah ini :)
"Kau slalu punya cara untuk
menolongku
Kau slalu punya jalan keajaiban-Mu
Kau dahsyat dalam segala perbuatan-Mu
Dan ku tenang di dalam cara-Mu"
(Tuhan S'lalu Punya Cara)
Pertolongan Tuhan itu
nggak pernah terlambat, selalu tepat pada waktunya. Saat ada hal-hal yang
meyulitkan terjadi pada kita, jangan biarkan kita terintimidasi, tapi
serahkan semua kepada Tuhan. Saat kita mampu melaluinya, kita akan melihat
mujizat Tuhan dinyatakan kepada kita pada akhirnya. Proses ini memang gak menyenangkan, tapi yakinlah saat kita diproses, kita akan keluar sebagai
pemenang! :)
#amen