The Day

I used to think frequently about the day

I used to do some preparation related to the day
I used to make sure that everything would be okay throughout the day
I used to count the days to know how many days left
I used to wait for the day to come

Now,
No counting days, no preparation
Nothing special I do to celebrate the day
Even I almost forget the day
I don’t have any special planning for the day

And the day is almost here
I don’t have any party like I used to
I just go through the day by doing my activities as usual
I realize that it’s not about the party, the present, or someone special
But, it’s all about me, yes... myself

I just wanna thank God for everything He has given to me
I never thought this life could be so cool like this
And it’s all because of You...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tuhan Selalu Punya Cara #sharing

Tuhan mengizinkan peristiwa ini terjadi sekitar awal bulan Maret 2012...

Pelajaran statistik adalah pelajaran yang kebanyakan menghitung dan harus menggunakan kalkulator. Waktu itu aku sama teman-teman sedang mengerjakan tugas kelompok. Karena hanya aku yang membawa kalkulator, maka yang dipakai adalah punyaku. Saat udah selesai, tugas dikumpul ke depan untuk dikoreksi dosen. Saat dikoreksi, ada beberapa bagian yang salah, sehingga nilai kelompok kami gak sempurna. Biasanya kami mendapat nilai 100, tapi saat ini dosen hanya memberi nilai 85 untuk pertama kalinya. Ada perasaan kecewa dari aku dan teman-teman. Saat pekerjaan kami diperiksa oleh dosen, dosen saat itu menggunakan kalkulatorku untuk membuktikan hasil hitungan kami. Setelah selesai diberi nilai, aku dan teman-teman langsung kembali ke tempat duduk dan merapikan barang-barang karena sudah saatnya pulang. Waktu itu tinggal kelompokku dan satu kelompok lagi yang masih tertinggal di kelas, yang lainnya sudah selesai dan mereka semua sudah di luar kelas.

Saat keluar dari kampus, aku bersama 3 orang teman menuju ke satu tempat makan di dekat kampus. Hanya  mereka bertiga yang makan karena saat itu aku memang belum lapar. Ketika aku membuka tas aku untuk mengecek barang-barang, aku tidak dapat menemukan kalkulatorku. Aku bahkan sudah mengeluarkan semua barang-barang yang ada di tas, namun kalkulator itu tetap tidak ada. Aku begitu panik, dan langsung BBM ketiga teman kelompok aku untuk menanyakan apakah kalkulatorku tidak sengaja dibawa oleh mereka. Dan ternyata tidak seorangpun dari mereka yang melihat kalkulator itu. Aku berusaha mengingat-ingat kronologis saat pemeriksaan tugas kelompok di kelas, dan akhirnya aku mengingat bahwa kalkulator aku terakhir dipakai oleh dosen statistik. Saat selesai dikoreksi, aku lupa mengambil kalkulator itu dari dia langsung beranjak keluar kelas. Teman-teman sekelompok juga mengatakan hal yang sama kepadaku. Menurutku, kalkulator itu ada di tangan dosen saat ini, atau mungkin dia meninggalkannya di meja dosen di kelas. Setelah makan, aku bersama teman-teman aku kembali ke kelas yang tadi. Kelas itu sudah ada mahasiswanya tapi untungnya belum ada dosen. Aku langsung bergegas ke meja dosen dan tidak menemukan apapun di situ. Aku sempat bertanya ke orang-orang yang saat itu berada di dalam kelas, namun mereka tidak melihat kalau ada kalkulator yang ketinggalan di meja itu. Akhirnya aku dan teman-teman memutuskan untuk pulang. Aku berusaha untuk berpikir positif, jika kalkulator itu tidak sengaja dibawa oleh dosen aku, maka beliau pasti mengembalikan kepada aku pada pertemuan berikutnya. Aku langsung menelpon mama aku dan menceritakan tentang kalkulator aku yang hilang. Mamaku cuma bilang kalau memang barang itu tidak dapat ditemukan lagi, beli saja yang baru. Namun, aku merasa sangat tidak enak kepada mama aku karena harus meminta uang tambahan untuk membeli kalkulator scientific baru yang harganya tidak semurah kalkulator biasa. Namun, mamaku tetap akan mengerti jika aku harus membeli yang baru, karena aku memang masih membutuhkan barang itu. Mamaaku juga tetap mengingatkan aku untuk berdoa dan menyerahkan semua pada Tuhan, juga mengingatkan aku untuk lebih berhati-hati menjaga barang-barang.

Sesampainya di kamar, aku haus dan ingin mengambil botol minumanku dari dalam tas. Namun, aku gak dapat menemukan barang itu juga. Aku mengeluarkan seluruh isi tas, namun botol itu tidak ada. Aku bahkan sudah mencari di sudut-sudut kamar aku, siapa tahu aku tadi langsung mengeluarkannya saat tiba di kamar dan menaruhnya di sembarang tempat. Namun, aku tetap tidak menemukannya. Aku pun resmi kehilangan dua barang dalam satu hari. Dan dua barang itu bukan barang yang terbilang murah. Kalian yang pernah membeli botol merek Lock&Lock pasti tahu harga botol itu berapa, tidak semurah botol minuman merek lainnya. Jujur, aku sangat merasa down. Selama tinggal di Jakarta, aku belum pernah kehilangan barang sekecil apapun, dan itu memuncak hari ini. Mungkin bagi orang lain, mudah untuk membelinya lagi. Tapi bagi aku, terasa sangat berat untuk membelinya lagi. Aku sangat tidak merasa enak kepada orang tua aku untuk meminta uang lagi untuk membeli barang yang hilang karena kecerobohan aku. Aku sempat berpikir begini, "Tuhan gak tau yah kalau keuangan aku sangat terbatas?" Tetapi, aku cepat-cepat meredakan emosiku. Aku baru saja diintimidasi, aku gak boleh menyalahkan Tuhan. Akhirnya aku berusaha untuk berpikir positif dan meyakini bahwa saat Tuhan mengizinkan ini terjadi, Tuhan sendirilah yang akan menyediakan jalan keluar buat aku. Aku langsung berdoa kepada Tuhan menyerakhan semuanya. Aku memohon petunjuk Tuhan agar kedua barang tersebut yang hilang bisa ditemukan kembali dengan jalan Tuhan.

Gak lama kemudian, temanku mengetuk pintu kamarku. Aku pun membukanya. Dia mengabarkan kepada aku kalau nilai mata kuliah Pengantar Manajemen dan Bisnis sudah dapat dilihat dari Binus Maya. Nilai mata kuliah ini adalah yang paling aku tungggu, karena nilai itu menjadi "kunci" bagi aku. Aku pun langsung mengakses Binus Maya. Aku sangat terkejut saat melihat angka "85" pada kolom nilai akhir. Mood aku langsung berubah 180 derajat. "Tuhan, benarkah ini? Serius nih Tuhan? Gak percaya sama sekali. Aku pun membuka menu "IPS/IPK History", dan aku melihat sebuah angka yang "sempurna" tertulis disitu (teman-teman yang kuliah pasti tahu angkanya berapa).

THANK YOU JESUS!
I just can say that...
Mendapat hasil sempurna bukan berarti setiap selesai ujian aku selalu tersenyum penuh kemenangan karena berhasil menaklukkan setiap soal. Aku juga pernah sekali menangis selesai mengerjakan UTS Matematika Bisnis karena ada 1 soal yang aku nggak bisa kerjakan sama sekali, sementara teman-teman yang lain saling membanding-bandingkan jawaban mereka selesai ujian. Sempat ada penyesalan juga dalam beberapa ujian karena menjawab salah, dan sempat ada rasa takut mendapat nilai jelek karena nggak tahu sama sekali jawabannya. Tapi semua itu nggak berarti apa-apa saat Tuhan menunjukkan kebaikan-Nya kepada aku. Aku pun menyadari ternyata setiap kesulitan yang Tuhan izinkan untuk aku lewati selama semester 1 adalah proses-Nya untuk membawa aku pada hasil yang sangat baik dan memuaskan. Aku gak pernah berpikir nilaiku akan sebaik itu, karena aku merasa aku bukanlah orang yang cerdas. Namun, kemurahan Tuhan melebihi segala-galanya. Apa yang gak pernah dipikirkan manusia, itulah yang Tuhan siapkan.

"S'lalu ada pengharapan bagi mereka yang menantikan Tuhan
S'lalu ada jalan keluar bagi mereka yang mengandalkan Tuhan
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
Tuk datangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia"
(Allah Turut Bekerja)

Keesokan harinya, aku bersama dua orang teman pergi ke tempat makan dimana botol minumanku ketinggalan. Dan puji Tuhan, botol itu masih ada disana dan pemilik tempat makan itu mengembalikannya kepada aku. Untuk masalah kalkulator itu, aku masih harus menunggu minggu depan untuk bertanya pada dosennya.
Pelajaran terakhir hari itu adalah Lab Statistik. Setelah selesai Lab Statistik, aku membereskan barang-barang aku di depan locker. Tiba-tiba ada teman sekelasku yang berkata begini, "Siapa yang kemarin ketinggalan kalkulator pas pelajaran statistik? Ini kalkulatornya, dikasih dosennya ke aku". Aku langsung menoleh pada sumber suara itu. Aku melihat dia menggenggam sebuah kalkulator yang persis dengan punyaku. Aku lalu menuju ke dia dan berkata bahwa itu milik aku. Dan tidak salah lagi, itu memang kalkulator milikku. Thank God! Barang-barang aku yang hilang semua sudah ditemukan dalam kondisi yang masih baik. Aku gak perlu keluar uang untuk membeli lagi barang-barang tersebut, hehe :D

Aku yakin ini adalah "skenario" yang Tuhan rancang untuk aku. God is the best director ever! Gak ada sutradara lain yang bisa membuat skenario seindah ini :)

"Kau slalu punya cara untuk menolongku
Kau slalu punya jalan keajaiban-Mu
Kau dahsyat dalam segala perbuatan-Mu
Dan ku tenang di dalam cara-Mu"
(Tuhan S'lalu Punya Cara)

Pertolongan Tuhan itu nggak pernah terlambat, selalu tepat pada waktunya. Saat ada hal-hal yang meyulitkan terjadi pada kita, jangan biarkan kita terintimidasi, tapi serahkan semua kepada Tuhan. Saat kita mampu melaluinya, kita akan melihat mujizat Tuhan dinyatakan kepada kita pada akhirnya. Proses ini memang gak menyenangkan, tapi yakinlah saat kita diproses, kita akan keluar sebagai pemenang! :)

#amen

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Selalu Ada Yesus #SAY



*please don't judge too much coz I'm not a graphic designer :p

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS